Terimakasih untuk pembelajaran hidup yang pernah kamu bagi, baik secara langsung maupun tidak 🍃
Sedihku bertambah
Sedih karena Ramadhan akan berlalu pergi sedang kualitas ibadahku masih compang-camping. Bertambah lagi rasa sedihku karena tahu salah satu siswa sekolah kami telah berpulang kembali kepadaNya :'
Kenapa aku sedih? Kenapa aku sampai menceritakan kisahnya di blog pribadiku ini? Padahal aku bukan guru mereka? Yang notabene nya sering bertatap muka dengan siswa-siswi di dalam kelas. Ya, meski aku seorang pustakawan, yang menghabiskan waktu setiap hari di Perpustakaan. Tapi, aku sangat dekat dengan siswa-siswi yang sering ke Perpustakaan. Aku seringkali menjadi teman curhat mereka, Termasuk Angga Firmansyah ini
Singkat cerita, Angga bersama temannya bercerita mengenai sakit yang pernah ia derita, yakni pas semasa SMP. Kronologinya pun secara detail ia ceritakan. Aku gk tahu nama penyakitnya, yang jelas ia mengidap penyakit kanker. Nyesek sekali saat ia cerita sudah beberapa kali dikemoterapi (gk kebayang sakitnya seperti apa), sampai-sampai berdampak pada berat badan dan membuat rambutnya rontok dengan sangat banyak.
Dan Alhamdulillah sekarang sudah pulih, meski belum 100% karena masih harus kontrol ke rumah sakit. Makan pun harus di dijaga, gk boleh makan sembarangan.
Yang bikin aku merasa empati. Pas ia cerita bahwa ia tinggal bersama kakek nenek dan juga tantenya. Di mana orangtuanya? Ia bilang sudah ditinggal ibunya pergi (bukan meninggal) seingatku sejak umurnya 2 bulan, ayahnya juga jarang menjenguknya *nyesekbanget😭
Ingat sekali saat itu Angga cerita pertama kali ia di larikan ke rumah sakit Palembang, yang mana bertepatan di malam hari raya idul fitri, ia terbaring di dalam mobil, sambil terdengar gema takbir malam itu (beberapa tahun lalu saat ia masih SMP).
Qadarallah tahun ini 2023 tepat di malam hari menjelang idul fitri, kami mendapatkan kabar dari salah satu teman sekelasnya, kalau Angga sudah pergi untuk selama-lamanya 🥺😭 gema takbir yang berkumandang semakin membuat hati terasa sesak.
Terakhir bertemu Angga itu saat ia mengembalikan buku pinjaman karena telah menyelesaikan UTBK terakhir di sekolah, kondisinya saat itu membuat aku terenyuh, wajahnya yang pucat, ditambah lagi dengan perawakannya yang semakin kurus, dan juga pendengaran yang tidak baik, efek operasi yang dijalani akhir-akhir sebelum Ia melakukan ujian sekolah. Cara kami berkomunikasi pun harus melalui tulisan.
Biidznillah Angga lulus di dua Universitas Negeri, aku nanya lewat tulisan, Angga mau ambil yang mana? Belum tau bu, jawab Angga, Angga mau sehat dulu 🥺
Pas aku mau bilang semangat (lewat tulisan), ia sudah berlalu pergi meninggalkan ruang Perpustakaan.
Itulah percakapan terakhir aku bersama Angga.
Aku memperhatikan Angga melewati Perpustakaan, sampai ia benar-benar berlalu dari pandangan.
Angga anak baik, anak pintar, anak yang super kuat, gk pernah ngeluh dengan penyakit yang diderita, gk pernah ngeluh dengan keadaan. Kemo pun gk mau ditemani, maunya sendiri, gk mau ada teman yang menjenguknya ke rumah sakit, Angga gk mau teman-temannya merasa sedih melihat kondisinya.
Ya Allah, semoga Engkau perkenankan Surga-Mu untuknya, Aamiin ya Rabbal 'alamin 🤲
Terimakasih Angga sudah mampir di hidup ibu, meski singkat namun amat banyak pembelajaran hidup yang ibu dapat darimu💙 salah satunya tentang semangat hidupmu.
Rencananya aku mau silaturahmi ke rumah nenek dan tantenya Angga, semoga kesampaian ya 🤗
Komentar
Posting Komentar