Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Will be Free

Hampir dua bulan Kedzoliman ini terjadi menimpa saudara-saudariku di sana Aku capek menangis Dadaku sesak sekali Perasaanku hancur Tapi, aku tak bisa apa-apa Itu yang membuatku rasa-rasanya tak berguna Aku hanya bisa melangitkan do'a Ya Rabb Engkau tau do'a-do'a panjangku untuk mereka, Palestine

Kota Istimewa

Gambar
Assalamu'alaikum Hai, apa kabar? Aku baru saja menyelesaikan bacaanku, judulnya "Travelliner 144 Jogja", Happy sekali Membaca bukunya serasa diajak jalan-jalan sungguhan mengelilingi Jogjakarta Jogja merupakan kota yang paling ingin aku kunjungi, bahkan kalau boleh aku mau menetap di sana saja, hehe Oiya, sembari membaca, aku juga mencatat nama tempat wisata dan juga makanan yang wajib aku coba kalo mengunjungi kota Jogja Aku berharap suatu hari nanti bisa mewujudkan keinginanku berkunjung ke kota Istimewa itu Jogjaaa.. tungggu aku, ya  Btw, kemarin itu hari jadi kota Jogja, lho

Random day ~

Assalamu'alaikum Hai.. Barusan ban get aku habis ke pom bensin tau gk, di sana ada yan g pake baju sama persis sepertiku, haha pek ketiplek mirip ban get, oran gnya gk nyadar sih, karena dia persis di depan sebelah kananku Oiya, pas pulan g dari pom bensin random melipir ke SMA ku dulu 10 tahun lalu tamat dari sana sedih sekali rasanya, karena udah gk ada siswanya :' udah tutup kali ya palin g in gat dulu pas an gkatanku banyak siswa yan g masuk, sampai-sampai ada siswa cadan gannya melewati gedun g SMA ku, terbayan g masa-masa bersama sahabat.. Rindunyaa semo g a mereka sehat selalu, Aamiin Lalu aku kembali ke kantor Sesampainya di parkiran, aku liat ada ibu-ibu keluar dari toilet g amisnya tu nyan g kut di celananya, jadi kean gkat g itu Akupun men ghampiri ibunya dan bilan g tentan g hal itu Ibunya pun tersenyum tak lupa bilan g terimakasih Be gitulah cerita pa gi ini Have a nice day Semo g a selalu dalam lindun ganNya

Pengingat diri

Gambar
Hai.. Sudah hampir sebulan nggak mampir ke sini Sebenarnya banyak yang mau aku tumpahkan di sini, hanya saja bingung memulainya dari mana Takut juga kalo isinya hanya keluhan saja, kan nggak boleh Hidup itu harus banyak syukurnya dari keluhnya, biar Allah tambahkan nikmat-Nya #ntms Oiya, tadi pagi scroll sosmed, terus nemu komentar, isinya tu bikin jleb nih dada💜

Aku punya Allah。♡

Bingung menuliskannya Pertama kali dihadapkan hal seperti ini Namun yang aku tahu Seberapapun sulitnya jalan yang ditempuh Jika ridho Allah yang dituju Apapun dirasa ringan bagai debu Lagi-lagi aku diingatkan, bahwa Dunia ini hanya tempat singgah Bukan menetap

Jadi suka menggambar😀

Gambar
Disaat teman sebaya memposting tumbuh kembang anak Aku malah sibuk menyukai hobby baru yang sempat tak aku suka beberapa belas tahun lalu~ Gpp kan? Kalo kata my fav Juru Gambar "Berlatih sebanyak mungkin, sesering mungkin, seHappy mungkin, dan jangan terlalu banyak main Instagram 😌" insyaAllah pasti bisa Terharu banget bisa re-create lukisan ini Ya, meskipun masih banyak kurangnya Tapi aku bangga sama diriku 💙 Next, gambar apa lagi ya?

Buku Fisik atau Buku Online? #diarypustakawan

Penulis : @asmaulhusna.rh Kalian kalau disuruh pilih baca buku fisik atau buku online, pilih mana? Pastinya setiap kita punya jawabannya masing-masing, bukan J Tapi, menurut aku pribadi, ini lebih ke-nyaman atau tidaknya, sesuai kondisi dan kebutuhan tersendiri. Kalau aku sendiri lebih nyaman ketika baca buku yang ada fisiknya, dalam artian, bukunya bisa disentuh, bisa dibolak-balik lembarnya, dan tentu bisa mencium aroma buku tersebut, apalagi kalo bukunya buku baru, haha . Eh, kalian punya kebiasaan seperti aku juga gk sih? Nah, akan berbeda jika aku tidak punya buku fisik yang ingin aku baca tersebut, kecuali bukunya tersedia dalam bentuk online saja. Daripada bikin penasaran, mau tidak mau, nyaman tidak nyamannya, tentu tetap akan membaca bukunya meski dalam bentuk online. Balik lagi ya, semua orang berhak memilih salah satu atau bahkan memilih keduanya. Yang tidak boleh itu ialah yang sama sekali tidak mau membaca buku. Ada sedikit tips nih untuk membaca buku online, p...

Ori Versus Bajakan #diarypustakawan

Penulis : @asmaulhusna.rh Kenapa memilih buku bajakan itu tidak disarankan dan harus kita cegah? Membeli dan membaca buku bajakan baik buku fisik maupun elektronik berarti mendukung praktik pelanggaran hukum, sebab berbagai karya cipta dan buku dilindungi oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Hak cipta merupakan kekayaan intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra ( art and literary) yang di dalamnya mencakup pula program computer. Jadi, bila kita membeli dan membaca buku bajakan, penulis buku tidak mendapatkan royalty dari karyanya sendiri. Padahal, proses penerbitan buku sangat panjang. Mencari ide, melakukan riset, menyunting naskah berkali-kali, memastikan naskah layak terbit, memilih sampul susunan buku, lalu cetak buku. Pernah tidak teman-teman mau membeli buku original/asli, tetapi ternyata buku tersebut bajakan? Sekilas penampilan buku asli dan bajakan terlihat sama. Namun, perbedaannya terlihat jelas walau dari tampila...

Tanpa Gadget Hariku Tetap Menyenangkan #diarypustakawan

Penulis : @asmaulhusna.rh Selain sebagai media komunikasi, secara tak sadar, gadget juga membuat kita cenderung menghabiskan seluruh waktu bersamanya. Nah, itu merupakan hal yang tidak baik. Karena membiarkan waktu terbuang percuma. Setiap saat pantengin timeline, bolak-balik liat social media, mulai dari facebook, twitter, instagram, kemudian balik lagi ke facebook. Bukannya tidak boleh, hanya saja sangat disayangkan jikalau hal itu terus menerus dilakukan setiap harinya. Ia kalau dengan bersamanya kita menghasilkan karya, gimana kalau tidak sama sekali, bukankah kita yang merugi? Nah, dari topik tersebut, aku mau mengajak pembaca untuk menggunakan gadget dengan cara yang tidak berlebihan alias sewajarnya saja. Tentu tidak mudah. Tapi aku mau memberi saran atau tips agar tidak kecanduan bermain gadget. Ya, lagi-lagi ada kaitannya dengan buku. Coba teman-teman bawa selalu buku bacaan bersama kalian, dimanapun dan kapanpun. Ini sangat bekerja loh untuk kita mengurangi berlama-la...

Aku, Kamu, Kita #diarypustakawan

Penulis : @asmaulhusna.rh “Agent of change” aku yakin kalian pernah mendengar kata itu. Ya, setiap kita adalah agen perubahan. Kalau bukan kita siapa lagi. Memang sebuah kata yang klise tapi ini bukan hal yang bisa kita anggap sepele. Terkait dengan buku tentunya. Belajar mencintai buku itu butuh proses, belajar konsisten membaca itu juga proses, kebiasan yang terus-menerus diulang-ulang membuat rasa cinta terhadap membaca akan terus bertumbuh. Nah, jika kebiasaan tersebut sudah melekat dalam keseharian kita, maka saatnya kita meng- influence orang-orang disekitar kita, memberitahukan manfaat literasi, “literasi itu menyenangkan kok”, “ literasi itu membuka wawasan kita lho ”,   dan lain sebagainya tentang ajakan membaca. Aku punya pengalaman pribadi. Disaat aku mulai memasukkan list membaca pada agenda keseharianku. Itu artinya setiap hari membaca itu menjadi hal yang wajib, minimal satu jam. Dan semua itu melalui proses yang panjang ya, tidak serta merta semudah itu ko...

With Book Everyday #diarypustakawan

Penulis : @asmaulhusna.rh Sulit memang menerapkan sebuah kebiasaan yang baik, ada istilah berbunyi “ala bisa karena biasa”. Artinya suatu kebiasaan itu bisa terbentuk jika kita sudah terbiasa melakukannya. Konsisten menjadi kunci terciptanya habbits pada diri kita. Pernah gak kalian menonton sebuah film atau video yang terdapat part di dalam bus, beberapa orang ada yang sibuk dengan gadgetnya dan ada juga satu dua orang yang mengeluarkan sebuah buku dari dalam tasnya. Ini menarik perhatianku, kok bisa sih mereka membaca buku di dalam bus yang sedang berjalan ? Apa mereka tidak merasa pusing? Seperti itulah pertanyaan yang muncul dalam benakku. Akhirnya karena penasaran, akupun mencoba mempraktekkannya sendiri. Memanfaatkan waktu luang dengan cara membaca buku. Ya , membaca buku di dalam bus, pengalaman pertama dalam hidupku. Kebetulan waktu itu saat masih kuliah, kami sedang ada agenda observasi ke salah satu Perpustakaan Universitas di Sumatera Selatan, yang memakan waktu ...

Kalian Perlu Tahu #diarypustakawan

Penulis : @asmaulhusna.rh Perpustakaan selalu identik dengan buku. Aku pernah mendengar cerita, katanya Perpustakaan itu penjaranya anak yang nakal. Perpustakaan dijadikan tempat hukuman bagi mereka. Sepertinya mereka salah penempatan, harusnya dibawa ke ruang Bimbingan Konseling, bukan malah ke Perpustakaan. Berdalih diberi hukuman, entah itu membersihkan ruangan, menyampul buku, atau disuruh membaca buku. Apa iya dapat memberi efek jera, tidak mau lagi mengulangi perbuatan yang salah? Entahlah, apakah tindakan ini dibenarkan atau tidak. Namun yang pasti, Perpustakaan Sekolah kami tidak menerapkan peraturan demikian. Ada cerita yang lebih membuatku tak habis pikir. Tega sekali oknum itu. Menjadikan Perpustakaan sebagai ladang mereka untuk memperkaya diri mereka sendiri. Dasar tak tahu malu. Bukannya ingin membuat Perpustakaan menjadi lebih baik, malah mengambil kesempatan. Menyalahgunakan anggaran pengadaan buku perpustakaan dengan tidak semestinya. Oknum itu membuat laporan p...

Provokator #diarypustakawan

Penulis : @asmaulhusna.rh Setiap buku ada pembacanya. Perpustakaan dan buku adalah dua hal yang bergandengan. Nah, bagaimana cara kita agar buku-buku tersebut ada pembacanya? Inilah pentingnya peran pustakawan. Bekerja sebagai pustakawan bukan hanya mengurusi soal buku-buku saja akan tetapi juga harus membuat program gerakan literasi. Salah satunya literasi 15 menit, yang mana siswa wajib membaca buku selama 15 menit setiap harinya di Perpustakaan, membuat pojok baca di setiap kelas, dan masih banyak lagi kegiatan terkait literasi. Terinspirasi dari komunitas literasi yang sedang aku ikuti. Timbullah sebuah ide untuk mengadakan Challenge satu minggu satu buku. Dimana siswa ditantang untuk menghabiskan satu buku selama satu minggu dengan jumlah halaman minimal 100. Saat itu sekolah diliburkan, karena masih pandemic covid 19. Inilah yang menjadi salah satu alasanku untuk mengadakan challenge satu minggu satu buku. Aku mau menumbuhkan semangat berliterasi. Memanfaatkan waktu ...

Satu Frekuensi #diarypustakawan

 Penulis : @asmaulhusna.rh Manusia itu makhluk sosial. Kita butuh teman untuk berinteraksi. Saling bertukar cerita. Namun, mencari teman yang sepemikiran dengan kita bukanlah hal yang mudah. Awalnya ketika aku sudah mulai menumbuhkan minat baca, aku sedikit kesulitan, semangat membacaku naik turun, karena tidak punya teman untuk saling support dan sharing berbagai hal tentang buku. Akhirnya aku memutuskan untuk bergabung disebuah komunitas literasi. Tapi sayangnya di daerahku sepertinya tidak ada komunitas yang aku maksud itu. Cara lain yang aku tempuh ialah bergabung dengan komunitas literasi, namun via online, alias tidak tatap muka akan tetapi interaksinya hanya lewat Platform sosial media, yakni grup WhatsApp dan Instagram saja. Meskipun begitu, terlihat sekali perbedaan setelah aku mengikuti komunitas literasi itu. Aku merasa semakin semangat berliterasi. Di sana kami diwajibkan untuk membaca buku minimal satu jam setiap harinya, kecuali hari sabtu dan minggu itu ...

Agenda di setiap bulan #diarypustakawan

 Penulis : @asmaulhusna.rh Aku ingat banget pertama kali aku membeli buku. Waktu di Sekolah Dasar, temanku menjual komik bekas miliknya yang masih layak dibaca pastinya, selain harganya yang murah, aku tertarik dengan sampulnya, ya meski tak jarang kita mendengar “ don’t judge book by its cover”, ah itu kan saat masih SD, aku belum mengerti dengan istilah tersebut. Dua buku yang aku beli, komik jepang lebih tepatnya, masih jelas dalam ingatan judul komik itu “the Wind Up Toy” dan “A Piece of Dream. Hanya butuh satu hari untuk membacanya, ternyata bukan covernya saja yang menarik, tapi isinya juga. Ah jadi pengen baca lagi, eh tapi sekarang bukunya entah dimana. Setelah itu aku tidak pernah kepikiran untuk membeli buku, sampai akhirnya waktu aku kuliah di semester akhir, aku menjadi lebih dekat dengan kegiatan membaca. Saat itu aku masih meminjam buku di Perpustakaan dan meminjam ke teman saja. Karena semakin intens dengan buku, hobby itupun berlanjut sampai aku lulus kulia...

Pustakawan dalam kacamata Pemustaka #diarypustakawan

Jutek. Ya, itulah pandangan dari kebanyakan pemustaka terhadap pustakawan. Entahlah kenapa mereka beranggapan demikian, namun dari kacamataku pribadi sebagai seorang pustakawan, semasa kami duduk di bangku perkuliahan, kami diajarkan dan belajar bagaimana memberikan pelayanan prima kepada pemustaka. Tujuannya ialah untuk memberikan rasa nyaman dan tentunya kebutuhan mereka terpenuhi dengan baik di Perpustakaan. Sehingga dengan itu mereka menjadi betah berlama-lama di Perpustakaan dan mau berkunjung kembali. Dari pemustaka memasuki pintu, pustakawan harus siap siaga, memberikan senyuman terbaik, memberikan arahan bagi pemustaka yang terlihat kebingungan. Kebanyakan pemustaka itu sungkan untuk bertanya duluan apa yang mereka butuhkan atau yang mereka cari. Dari itu tugas pustakawan ialah menghampiri mereka dan bertanya apa yang bisa kita bantu. Aku mau cerita juga dari pengalamanku selama bekerja di Perpustakaan dua tahun belakangan ini. Aku termasuk tipe yang mudah mengingat nam...

Mereka kira itu mudah #diarypustakawan

 Penulis : @asmaulhusna.rh Kebanyakan orang belum begitu familiar dengan jurusan Ilmu Perpustakaan. Tak jarang ada juga yang baru mengetahui bahwa jurusan Ilmu Perpustakaan itu memang benar-benar ada di Universitas negeri maupun swasta. Entahlah, aku belum mencari tahu pasti apa penyebabnya. “Apa sih yang dipelajari di jurusan itu”? ini jenis pertanyaan yang selalu aku dengar saat mereka mengetahui gelarku. Kemungkinan mereka penasaran. Baiklah akan aku jelaskan. Ohiya , selain pertanyaan seperti itu yang seringkali muncul, banyak pula yang beranggapan pekerjaan kami di Perpustakaan itu hanya duduk, meminjamkan buku, meletakkan buku yang sudah dipinjamkan kembali ke raknya, dan berulang seperti itu.             It’s ok , pertanyaan itu sudah biasa bagi kami. Tapi yang perlu diketahui, jurusan Ilmu perpustakaan itu begitu istimewa. Memang kelihatannya mudah dijalani, akan tetapi mempunyai tantangan tersendiri dalam setiap...

Terlanjur basah nyebur sekalian #diarypustakawan

Penulis : @asmaulhusna.rh Inilah kisahku mengapa aku bisa menjatuhkan pilihan di jurusan Ilmu Perpustakaan. Jujur, kebanyakan bahkan hampir seluruh mahasiswa di kelas jika ditanya dosen “mengapa kalian memilih jurusan Ilmu Perpustakaan”? maka jawabannya karena dipilihkan orangtua atau rekomendasi dari kerabat. Aku juga termasuk yang memberikan jawaban demikian. Terlihat seperti tidak menerima karena berada di jurusan tersebut. Tetapi tidak ada yang bisa disalahkan karena kita sendiri yang meng-iya-kan untuk berada di jurusan itu. Salah jurusan. Itulah yang sering dikeluhkan jika dalam tahap perkuliahan terdapat problem yang kami pikir sulit untuk dijalani. Padahal jika ditelisik setiap jurusan mempunyai tingkat kesulitannya masing-masing. Alasan yang meyakinkan aku untuk ikuti jurusan yang dipilihkan oleh orangtua ialah karena jurusan ini prospek kerjanya itu bagus, banyak peluang pekerjaan di luar sana yang menanti. Apalagi setiap sekolah itu wajib memiliki gedung Perpustakaan ...

PDKT dengan Buku #diarypustakawan

Penulis : @asmaulhusna.rh Dari kita duduk di bangku sekolah dasar, kita sudah dibiasakan untuk membaca, ya meski bukan buku bacaan yang sebenarnya, misal buku fiksi atau komik melainkan dari buku pelajaran, terkhusus buku Bahasa Indonesia.             Secara tidak langsung itu juga mengajarkan kita untuk berliterasi. Di dalam buku Bahasa Indonesia banyak sekali cerita-cerita yang mana kita disuruh oleh Ibu/Bapak Guru untuk membacanya.             Kalian pasti pernah bukan pada saat membaca cerita, contohnya tentang suasana pedesaan, yang mana di dalamnya dideskripsikan seperti apa suasana di pedesaan. “Mentari masih malu menyapa, desau angin menerpa badan, menggigil yang dirasa, namun sejuk kudapat. Terdengar kicau burung saling sahut-menyahut, kulihat kelopak bunga-bunga bergoyang, dijatuhi air sisa hujan semalam. Hijau persawahan membuat mataku yang masih mengantuk menjadi...