Satu Frekuensi #diarypustakawan
Manusia itu makhluk
sosial. Kita butuh teman untuk berinteraksi. Saling bertukar cerita. Namun,
mencari teman yang sepemikiran dengan kita bukanlah hal yang mudah.
Awalnya ketika aku
sudah mulai menumbuhkan minat baca, aku sedikit kesulitan, semangat membacaku
naik turun, karena tidak punya teman untuk saling support dan sharing
berbagai hal tentang buku.
Akhirnya aku memutuskan
untuk bergabung disebuah komunitas literasi. Tapi sayangnya di daerahku
sepertinya tidak ada komunitas yang aku maksud itu. Cara lain yang aku tempuh
ialah bergabung dengan komunitas literasi, namun via online, alias tidak tatap
muka akan tetapi interaksinya hanya lewat Platform
sosial media, yakni grup WhatsApp dan
Instagram saja.
Meskipun begitu,
terlihat sekali perbedaan setelah aku mengikuti komunitas literasi itu. Aku
merasa semakin semangat berliterasi. Di sana kami diwajibkan untuk membaca buku
minimal satu jam setiap harinya, kecuali hari sabtu dan minggu itu diliburkan.
aku menyukai tantangan
ini, aku merasa mempunyai tanggungjawab setiap harinya untuk setoran bahwa aku
sudah menyelesaikan tantangan itu.
setiap hari ada teman
yang mengingatkan untuk jangan lupa membaca, jangan lupa laporan juga. Karena
banyak yang sudah membaca eh tapi
lupa laporan, contohnya aku sendiri Hehe
Tak jarang kami juga mengadakan
agenda, seperti bedah buku ataupun sekadar sharing-sharing
ringan. Bertemu dengan orang-orang yang sefrekuensi itu hal yang menyenangkan.
Dapat ilmu iya, dapat teman juga iya. Seru bukan.
“Minat baca itu
ditumbuhkan
Bukan ditumbangkan”
Komentar
Posting Komentar