Aku, Kamu, Kita #diarypustakawan

Penulis : @asmaulhusna.rh

“Agent of change” aku yakin kalian pernah mendengar kata itu. Ya, setiap kita adalah agen perubahan. Kalau bukan kita siapa lagi. Memang sebuah kata yang klise tapi ini bukan hal yang bisa kita anggap sepele.

Terkait dengan buku tentunya. Belajar mencintai buku itu butuh proses, belajar konsisten membaca itu juga proses, kebiasan yang terus-menerus diulang-ulang membuat rasa cinta terhadap membaca akan terus bertumbuh.

Nah, jika kebiasaan tersebut sudah melekat dalam keseharian kita, maka saatnya kita meng-influence orang-orang disekitar kita, memberitahukan manfaat literasi, “literasi itu menyenangkan kok”, “literasi itu membuka wawasan kita lho”,  dan lain sebagainya tentang ajakan membaca.

Aku punya pengalaman pribadi. Disaat aku mulai memasukkan list membaca pada agenda keseharianku. Itu artinya setiap hari membaca itu menjadi hal yang wajib, minimal satu jam. Dan semua itu melalui proses yang panjang ya, tidak serta merta semudah itu konsisten dalam membaca. Manusiawi juga jika rasa malas mulai melanda.

Pointnya ialah, perubahan kecil itu dimulai dari diri kita sendiri. Mulai saja dulu dari lingkup keluarga kita. Dari dalam rumah kita. Setiap kita itu bisa menjadi agen perubahan, setiap gerak-gerik kita itu bisa membuat seseorang penasaran dan tertarik untuk tahu.

Kebiasaan membaca yang kita terapkan di rumah membuat kakak, adik, dan orangtua kita secara tidak langsung tertarik untuk ikut membaca. Ya, meski tanpa ajakan, hanya dengan melihat aktivitas kita membaca saja itu sudah cukup membuat mereka penasaran. “Seasyik itukah membaca”, kira-kira begitulah suara hati mereka.

Lalu, mulailah untuk mengajak mereka berdialog, dengan cara memberi review tentang buku yang sudah dibaca itu. Begitulah yang aku lakukan terhadap sasaranku, yakni adikku sendiri. Setelah aku review buku yang aku anggap menarik untuk dibaca, aku berikan buku itu ke adikku yang backgroundnya masih terlalu asing dengan aktivitas membaca buku.

Buku karangan Andrea Hirata menurutku sangatlah tepat untuk ia baca, melihat bahwa ia mengambil jurusan keguruan, judul bukunya “Orang-orang Biasa” dan “Guru Aini” (Guru Aini merupakan sekuel dari Orang-orang Biasa, jadi harus urut ya membacanya).

Dan benar saja, tanpa menolak ia pun mengambil buku itu kemudian membacanya. Rasanya bahagia sekali bisa membuat orang-orang ikut belajar menumbuhkan minat baca. Sekarang adikku sudah menuntaskan bacaan “Orang-orang Biasa” dan saat ini lagi melanjutkan bacaannya tentang “Guru Aini”. Aku terharu lho eheee

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengulas Novel ''Janji untuk Ayah'' By. Nurunala

Mengulas novel ''Orang-orang Biasa'' by. Andrea Hirata

Allah tau, kamu sanggup