Agenda di setiap bulan #diarypustakawan
Aku ingat banget pertama kali aku membeli buku.
Waktu di Sekolah Dasar, temanku menjual komik bekas miliknya yang masih layak
dibaca pastinya, selain harganya yang murah, aku tertarik dengan sampulnya, ya
meski tak jarang kita mendengar “don’t
judge book by its cover”, ah itu kan saat masih SD, aku belum mengerti
dengan istilah tersebut.
Dua buku yang aku beli,
komik jepang lebih tepatnya, masih jelas dalam ingatan judul komik itu “the Wind Up Toy” dan “A Piece of Dream. Hanya butuh satu hari
untuk membacanya, ternyata bukan covernya saja yang menarik, tapi isinya juga. Ah jadi pengen baca lagi, eh tapi sekarang bukunya entah dimana.
Setelah itu aku tidak
pernah kepikiran untuk membeli buku, sampai akhirnya waktu aku kuliah di
semester akhir, aku menjadi lebih dekat dengan kegiatan membaca. Saat itu aku
masih meminjam buku di Perpustakaan dan meminjam ke teman saja.
Karena semakin intens
dengan buku, hobby itupun berlanjut
sampai aku lulus kuliah. Tak berselang lama aku langsung dapat pekerjaan di
Perpustakaan salah satu Madrasah. Dari itu aku baru berani membuat agenda untuk
membeli satu buku setiap bulannya.
Intinya aku tidak mau membebani orang terdekatku dengan
meminta mereka untuk membelikan aku buku. Aku harus memiliki penghasilan
sendiri.
Tetapi aku tidak
memaksakan diri, kalau aku tidak bisa membeli buku, tentu bukanlah masalah
besar, sebab masih banyak kok opsi lainnya,
membaca buku lewat Perpustakaan Digital misalnya,
di sana banyak sekali koleksi buku yang kita cari, khusus buku Best Seller, kita harus sabar karena
banyak juga yang mau membaca, so mesti
antri terlebih dahulu hehe.
Alternative
lainnya ialah dengan meminjam buku di Perpustakaan Daerah atau meminjam buku ke
teman kita, dan masih banyak lagi jalan lain selain membeli buku.
Komentar
Posting Komentar